Kades Diminta Mengamankan Aset Negara

Posted by

*Besi Lampu Depan Rumah Bupati Saja Lenyap

NGABANG. Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot dengan tegas meminta kepada para kepala desa (kades) agar membantu dalam mengamankan aset-aset negara yang ada di daerahnya masing-masing, mulai dari lahan, gedung, jalan, jembatan dan lainnya.
“Paling tidak mengamankan tanah yang dipakai untuk membangun. Jadi, tolong tanah-tanah bangunan seperti perumahan guru, Puskesmas, Polindes, Pustu, dan sekolah yang ada diamankan, kalau ada ahli waris yang mengaku-ngaku ini tanah datok dia, paling tidak ada pengamanan, bagaimana caranya agar dibuatkan surat keterangan tanah (SKT) atas nama Pemda, nanti sertifikat akan diurus. Karena banyak tanah SD yang hilang, rumah guru rusak berat tanah diambil kembali oleh pemilik lahan, pahala dulunta sudah diberikan,” ungkap Adrianus saat Coffee Morning bersama kades dan camat se Landak di aula kantor bupati, Kamis (4/2) pagi kemarin.
Menurut Adruanus, semua administrasi tanah di desa khususnya yang menjadi lokasi bangunan negara, apakah sekolah, Puskesmas, Pustu, Polindes, rumah guru atau bangunan lain, agar diamankan oleh kades dengan cara menginventarisasi kemudian dilaporkan di bagian aset Pemkab Landak.
“Ini penting, karena ketika pembangunan akan kita mulai, kadang sering terkendala tanah. Contoh tak jauh-jauh saat membangun Puskesmas Sidas, sudah dibayar ke orang tuanya, tahu-tahu anaknya yang pagar jalan, katanya belum dibayar oleh pemda, padahal sudah dibayar,” beber mantan Kepala Bappeda Landak ini.
Jika banyak kasus-kasus seperti ini, tentu akan mempengaruhi kinerja dan kredilibitas pemerintah. Selain aset-aset dari Pemda, juga dari pihak Polri dan TNI yang mungkin membangun pos di desa atau kecamatan, ini juga harus diamankan para kepala desa. Paling tidak SKT nya dilaporkan dan dicari arsipnya saat penyerahan di kantor desa.
“Nah itu soal pengamanan aset pembangunan yang ada di desa. Lalu aset lain seperti jembatan banyak yang dirusak, lending-lending jembatan yang terbuat dari pila gelpanis yang mahal harganya mencapai Rp.200 sampai 300 ribu ukuran empat meter juga sering menjadi sasaran,” ungkap Adrianus.
Jangankan lending jembatan, lanjut pria jebolan doktoral Universitas Padjajaran Bandung ini. Baut jembatan Landak yang berada diatas juga sudah hilang. “Kapan mencurinya kita tak tahu. Itu didepan mata. Kemudian besi di depan rumah bupati, lampu hias ada besi, satu untuk lampu, dua untuk variasi juga banyak hilang dipatahkan, padahal di depan duduk bupati,” keluh Adrianus.
Maka dari itu, agar semua pihak dapat bersama-sama memperhatikan, jangan menganggap masalah ini urusan negara, urusan gubernur, urusan bupati. melainkan urusan semua masyarakat, dan yang paling dekat adalah kepada desa. “Coba bayangkan kalau diseluruh Landak ini, lending jembatan hilang, itu berapa ratus mungkin miliran dana yang dibutuhkan, dana miliran jika dibuat jembatan baru sudah dapat satu buah,” tandas Adrianus. (rie)


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Demo Blog NJW V2 Updated at: 15.13

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts